Bob Sadino, pebisnis nyentrik yang dikenal sebagai pemilik
jaringan usaha Kemfood dan Kemchick wafat di Rumah Sakit Pondok Indah setelah 1
tahun melawan komplikasi penyakitnya. Bob Sadino yang juga kerap disapa dengan
“Om Bob” meninggalkan tak hanya legacy bisnis raksasa, melainkan juga
berbagai pelajaran penting dalam mengarungi dunia usaha.
Walau kini sudah tak lagi ada di dunia, pelajaran dari Bob
Sadino tak pernah usang untuk kembali dibuka. Di artikel ini Hipwee akaan
mengulas prinsip hidup Bob Sadino yang terbukti telah sukses membawanya
mencapai kesuksesan. Bukan tidak mungkin prinsip tersebut juga bisa kamu
terapkan ‘kan?
1. Saat orang Ribut Dengan
Target yang Dicanangkan, Bagi Bob Sadino Perjalanan Menuju Sukses Justru Tidak
Perlu Memiliki Tujuan
Dalam sebuah wawancara dengan seorang wartawan Bob mengatakan bahwa perjalanan
hidup dan bisnisnya selama ini tidak dijalani dengan tujuan yang pasti. Berbeda
dengan orang kebanyakan yang mencanangkan target jelas tentang hal-hal yang
harus ia capai dalam hidup — Bob Sadino memilih menjalani.
“Dengan
adanya tujuan, maka seseorang hanya tertuju pada satu titik yang namanya
tujuan. Dia tidak akan berusaha untuk mendapatkan hasil yang melebihi titik
tersebut. Padahal potensi setiap orang sangat mungkin melewati titik tersebut.
Jadi sayang dong kemampuan saya, bila harus dipaku oleh tujuan.”
Begitu ujar Bob Sadino ketika ditanya mengenai prinsipnya
ini. Bob memang dikenal sebagai orang yang santai dan mengalir, tapi bukan
berarti ia tidak punya mimpi. Tujuan tidak dicanangkannya bukan karena malas
atau takut tidak bisa mencapai target. Justru “tujuan” atau “target” dianggap
sebagai belenggu yang bisa menghalangi langkahnya mencapai hal-hal yang lebih
dari sekadar tujuan yang telah disepakati itu.
2. Rencana Adalah Bencana
Bagi Bob Sadino. Dalam Bisnis Oom Bob Selalu Menekankan Prinsip
“Mengalir Saja”
“Rencana
itu cuma berlaku buat mereka yang belajar manajemen. Dari A, B, C, D, sampai Z.
Padahal dalam bisnis tidak ada yang seperti itu, bisnis tidak mungkin lurus dan
runut saja. Tapi sayangnya di sekolah kita sudah terlalu sering diajarkan bikin
rencana. Padahal rencana itu racun, bencana!”
Bob Sadino, Mereka Bilang Saya Gila
Prinsip “mengalir saja” memang jadi tali pancang dalam
perjalanan bisnis Bob Sadino. Dimulai dari menetap di Belanda selama 9 tahun
dan bekerja di sebuah perusahaan pelayaran, Bob beralih haluan jadi pengusaha
peternakan ayam saat kembali ke Indonesia. Apakah semua itu direncakan?
Jawabnya, “Tidak.”
Bob menjalani bisnisnya sesuai keadaan pasar. Tanpa banyak
rencana, ia mengambil peluang paling menguntungkan yang ada di depan mata.
Terdengar oportunis memang, tapi dari cara ini Kemfood dan Kemchicks terbukti
berhasil jadi pemimpin di bidangnya.
3. Walau Terlahir Sebagai
Orang Berada Bob Tidak Mau Berleha-leha. Jadi Kuli Bangunan, Supir Mobil
Sewaan, Sampai Pedagang Telur Pernah Dilakoninya
Bob Sadino memang lahir dari keluarga yang cukup berada. Saat
ayah dan ibunya meninggal, seluruh warisan keluarga jatuh ke tangan Bob sebagai
anak bungsu karena kakak-kakaknya yang lain sudah dianggap cukup mampu. Tapi
hidup sebagai anak orang kaya tidak menjadikan Bob manja. Dia memilih berkelana
keliling dunia dengan setengah uang warisan yang dimilikinya.
Bob sempat terdampar selama 9 tahun di Belanda untuk bekerja
sebagai karyawan di sebuah perusahaan pelayaran. Sepulangnya ke Indonesia Bob
banting setir jadi pengusaha Mobil Mercedes sewaan, dengan ia sendiri sebagai
sopirnya. Sebuah kecelakaan yang dialami membuatnya kehilangan Mercedes
kesayangannya sehingga otomatis kehilangan modal.
Dengan kondisi sudah punya anak istri, Bob yang kondisi
ekonominya terpuruk akhirnya memilih jadi tukang batu dengan upah hanya Rp
100,00 per hari. Barulah setelah itu ia bertemu dengan kolega lama yang
menyarankannya berbisnis telur ayam negeri. Keberhasilan Bob tentu tidak bisa
dilepaskan dari kegigihannya berusaha. Ia tidak mau duduk manis dengan uang
warisan dari orang tuanya yang sebenarnya sudah cukup dari cukup jumlahnya.
4. Jangan Pernah Cari Untung
dan Keberhasilan Dalam Bisnis. Kalau Mau Berhasil Justru Kamu Harus Mencari
Kegagalan dan Kerugian!
Saran-saran Bob dalam dunia bisnis memang terdengar sedikit sinting.
Bagaimana tidak, saat sekolah bisnis mengajarkan mahasiswanya bagaimana
menghindari kegagalan, Bob justru menyarankan untuk mendekatinya. Ketika hukum
ekonomi menyediakan opsi untuk terus meraih keuntungan, Bob malah menyuruh kita
untuk merugi.
Seperti biasa, Bob dalam bukunya “Belajar Goblok dari Bob
Sadino” selalu memiliki jawaban sendiri atas sarannya ini:
“Orang
sudah terlalu terbiasa berpikir secara linier. Kalau mau usaha, pasti mencari
untung; mencari berhasil. Padahal dalam usaha itu ya pasti ada rugi dan gagal
toh? Bagi kamu yang mau berhasil, justru cari kegagalan sebanyak-banyaknya.
Sebab keberhasilan itu hanyalah sebuah titik di puncak gunung kegagalan.”
5. Kalau Mau Usaha Itu Ya
Lakukan Saja. Urusan Hitung-hitungan Tak Usah Dipikirkan
Menurut Bob terlalu banyak orang pintar, lulusan Sarjana,
yang urung membuka usaha karena terlalu banyak perhitungan. Bob amat
menghindari terjebak dalam kukungan prediksi yang membuatnya tak segera
melakoni apa yang jadi keinginannya.
Baginya usaha itu tentang melakukan apa yang harus dilakukan,
secepat yang ia bisa dengan sumber daya yang dimilikinya.
“Kelemahan
banyak orang adalah terlalu banyak mikir membuat rencana sehingga ia tidak
segera melangkah. Padahal yang penting adalah action!”
Di sini pula jawaban Bob tentang sudut pandangnya pada
untung-rugi jadi lebih masuk akal:
“Kalau
kita mencari untung duluan, usaha belum tentu dilakukan karena takut rugi. Tapi
kalau mencari rugi, usaha pasti dilakukan karena ga takut untung.”
6. Kuliah Hanya Akan
Mengajarkanmu Untuk Tahu. Tapi Bagi Bob Jalanan yang Mengajarkannya Untuk Bisa
Jadi Perasa
Bergelut di lapangan membuatmu jadi perasa via muadzin.com
“Teori
adalah sebuah informasi basi.”
Begitu ujar Bob ketika dalam suatu kesempatan ditanya
mengenai pendapatnya soal bangku kuliah. Dalam berbagai seminar yang
diberikannya Bob dengan lantang mengatakan bahwa kuliah adalah sebuah
kesia-siaan. Bob bahkan dengan keras berkata bahwa kuliah sama dengan
memasukkan sampah ke otakmu. Pendapatnya tentang mahasiswa yang ber-IPK tinggi
juga tak kalah pedas.
“Kalau
mahasiswa IPK nya sudah 3 koma itu alamat jadi karyawan saja lah. Kalau mau
jadi pengusaha, IPK jeblok saja. Karena dengan begitu mau tak mau kamu akan
ditolak perusahaan dan terpaksa membuka usaha sendiri.”
Bob memang belajar semua dari pengalaman langsung di
lapangan. Baginya pendidikan hanya membuat seseorang jadi pribadi yang pintar
bicara, tanpa bisa melaksanakan apa yang sudah direncanakannya.
7. Kemfood dan Kemchick
Adalah Bukti Kecerdikan Bob Melirik Peluang Usaha. Menciptakan Pasar Sendiri
Adalah Cara Terampuh Untuk Berhasil Sebagai Wirasusaha
Saat Bob memulai usaha ternak ayam petelurnya Bob sempat
dicibir sebagai “orang gila” karena dianggap tak akan berhasil. Saat itu pasar
telur dalam negeri memang masih didominasi oleh telur ayam kampung yang
terkenal lama proses produksinya. Atas bantuan seorang kolega lama yang iba
atas kondisi ekonomi Bob yang terpuruk, Bob pun memulai bisnis ternak telur
ayam negeri dengan target pasar orang asing di sekitar Kemang.
Tindakan yang dianggap “gila” oleh kebanyakan orang ini
sebenarnya merupakan sebuah langkah yang cerdik. Telur ayam dan berbagai daging
olahan merupakan panganan konsumsi utama orang asing yang masih belum bisa
dipenuhi demand-nya oleh produsen yang ada saat itu. Terlebih fasihnya
Bob dan sang istri dalam berbahasa Inggris membuat pelanggan ekspatriat mereka
merasa nyaman.
Karena kegigihan dan pelayanan primanya, perlahan bisnis Bob
pun berkembang pesat. Kini Kemfood dan Kemchick telah punya nama besar di
antara pelanggan setianya. Tak hanya berkecimpung di daging olahan saja, Bob
Sadino pun melirik usaha sayuran holtikultura sebagai pengembangan bisnisnya.
Gila dan tidak sesuai trend semua ‘kan? Tapi berhasil!
8. Walau Sudah Berhasil Bob
Selalu Menekankan Pada Calon Pengusaha Untuk Jadi Dirinya Sendiri. Jangan
Pernah Jadi Mesin Fotokopi, Sesukses Apapun Orang yang Ingin Kamu Fotokopi
Sejak awal kemunculannya Bob dikenal dengan penampilannya
yang nyentrik. Selalu mengenakan celana pendek dan berkemeja sederhana.
Keunikannya ini bahkan membuat Bob sempat diusir dari gedung DPR karena
mengenakan celana pendek. Seperti biasa, Bob pun hanya menjawabnya dengan
kelakar:
“Mending
mana? Saya pakai celana pendek tapi beli pakai uang sendiri atau celana panjang
tapi pakai uang rakyat? Hahahahaha.”
Nilai menjadi diri sendiri memang amat Bob junjung tinggi. Ia
tidak ingin menjadi fotokopi siapapun dalam menjalani hari. Prinsip ini juga
yang ditekankan Bob pada mereka yang ingin menuai kesuksesan seperti dirinya,
“Saya tidak pernah mau membagikan kunci sukses
saya. Karena sekali lagi, semua itu ya mengalir saja. Lagipula kalau orang
meniru saya, apa bedanya mereka dengan mesin fotokopi? Hina sekali jadi
fotokopinya Bob Sadino. Kalau ada orang yang bertanya pada saya, saya bilang, “Ya jalankan saja. Alami saja
pengalaman yang Anda alami.”
9.
Sampai Akhir Nafasnya Bob Sadino Tetap Hidup Sederhana Sebagai Manusia. Ia Tak
Pernah Merasa Lebih Dari Orang-Orang di Sekitarnya
Bukan cuma soal gaya hidup. Bob pun dikenal sebagai atasan
yang amat memanusiakan bawahannya. Tidak ada pegawai Kemchick dan Kemfood yang
ia “comot” dari tengah, semua ia proses dari bawah agar tidak menimbulkan
kecemburuan.
Di
masa-masa akhir hidupnya Bob bahkan sudah malas menenteng titel “pengusaha.” Ia
memilih menyebut dirinya sebagai pengangguran saja.
“Saya
hanya penganggur. Tapi saya bisa ekspor ribuan ton ke Jepang. Saya punya
kemchick sebagai supermarket, kemfood untuk daging olah dan saya punya 1.600
orang yang bekerja di perusahaan saya. Mau ngapain lagi saya? Jadi saya
nganggur.”
Selamat jalan Oom Bob Sadino. Terima kasih telah mengajarkan
bahwa menjadi pengusaha itu sebenarnya sederhana. Dan sesukses apapun kita,
ternyata kita tak boleh lupa untuk jadi manusia yang selalu setia pada akarnya.
Until we meet again, Oom….
sumber: hipwee.com